• Tepas
  • Acak
  • Asup log
  • Pangaturan
Donate Now If this site has been useful to you, please give today.
  • Ngeunaan Wikiquote
  • Bantahan
Wikiquote

Paribasa Indonésia S

  • Baca dina basa séjén
  • awaskeun
  • Édit

S

édit
  • "Sabung selepas hari petang."
  • "Sakit menimpa, sesal terlambat."
  • "Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
  • "Salah langkah surut kembali."
  • "Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
  • "Sambil berdendang biduk hilir."
  • "Sambil berdiang nasi masak."
  • "Sambil berlayar sambil menampan."
  • "Sambil menyelam minum air."
  • "Sambil menyuruk, galas lalu."
  • "Sampan ada pengayuh tidak."
  • "Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
  • "Satu sahabat sejati lebih berharga daripada seribu teman yang mementingkan diri sendiri"
  • "Satu tangan menunjuk ke orang lain, tiga tangan menunjuk ke diri sendiri."
  • "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
  • "Sawah berpematang, ladang berbintalak."
  • "Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
  • "Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
  • "Sayangkan kain, buangkan baju."
  • "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
  • "Seayun bagai berbuai."
  • "Sebab buah dikenal pohonnya."
  • "Sebagai abu di atas tanggul."
  • "Sebagai anjing terpanggang ekor."
  • "Sebagai gagak pulang ke benua."
  • "Sebagai kumbang putus tali."
  • "Sebagai kunyit dengan kapur."
  • "Sebagai melihat asam."
  • "Sebelum ajal berpantang mati."
  • "Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
  • "Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
  • "Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
  • "Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
  • "Sedia payung sebelum hujan."
  • "Sedikit bubur banyak sendoknya."
  • "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
  • "Sedikit hujan banyak yang basah."
  • "Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
  • "Segan bergalah, hanyut serantau."
  • "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
  • "Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
  • "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
  • "Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin."
  • "Seiring bertukar jalan."
  • "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
  • "Sejengkal jadi sehasta."
  • "Sekali air besar, sekali tepian berubah."
  • "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
  • "Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang."
  • "Sekali melempar batu, dua burung yang kena."
  • "Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
  • "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
  • "Sekali tepuk dua lalat."
  • "Sekerat ular, sekerat belut."
  • "Selama air hilir, selama gagak hitam."
  • "Semut-semut selalu bekerja sama dalam segala kegiatan."
  • "Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat."
  • "Sendok besar tak mengenyang."
  • "Sendok dan periuk lagi berantuk."
  • "Senjata makan tuan."
  • "Seorang makan cempedak, semua kena getahnya."
  • "Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga."
  • "Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga."
  • "Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang."
  • "Sepasin dapat bersiang."
  • "Seperti abu di atas tunggul."
  • "Seperti air dengan kolam."
  • "Seperti air di daun talas."
  • "Seperti air pembasuh tangan."
  • "Seperti anai-anai bubus."
  • "Seperti anak ayam kehilangan induk."
  • "Seperti anak sepat ketohoran."
  • "Seperti anak yang baru dibedung."
  • "Seperti anjing bercawat ekor."
  • "Seperti anjing berebut tulang."
  • "Seperti anjing berjumpa pasir."
  • "Seperti anjing beroleh bangkai."
  • "Seperti anjing dengan kucing."
  • "Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor."
  • "Seperti anjing kedahuluan."
  • "Seperti anjing mengunyah tulang."
  • "Seperti anjing terpanggang ekor."
  • "Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil."
  • "Seperti api dalam sekam."
  • "Seperti api makan ladang kering."
  • "Seperti aur ditarik sungsang."
  • "Seperti ayam beranak itik."
  • "Seperti ayam beroleh ubi."
  • "Seperti ayam dimakan tungau."
  • "Seperti ayam gadis bertelur."
  • "Seperti ayam mengarang telur."
  • "Seperti ayam pulang ke pautan."
  • "Seperti ayam termakan rambut."
  • "Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang."
  • "Seperti bangau di ekor kerbau."
  • "Seperti Belanda minta tanah."
  • "Seperti belut jatuh ke lumpur."
  • "Seperti tulis di atas air."
  • "Seperti berdiang di abu dingin."
  • "Seperti berjejak diatas bara."
  • "Seperti berlindung di balik sehelai daun."
  • "Seperti biduk dikayuh hilir."
  • "Seperti birah tidak berurat."
  • "Seperti birah tumbuh di tepi lesung."
  • "Seperti bisai makan sepinggan."
  • "Seperti buah masak seulas."
  • "Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang."
  • "Seperti bujang jolong berkeris."
  • "Seperti buku gaharu."
  • "Seperti bulan dipagar bintang."
  • "Seperti bunga kembang setaman."
  • "Seperti cacing kepanasan."
  • "Seperti cendawan dimusim hujan."
  • "Seperti Cina karam."
  • "Seperti Cina kebakaran jenggot."
  • "Seperti diiris-iris dengan sembilu."
  • "Seperti disalak anjing bertuah."
  • "Seperti ditempuh gajah lalu."
  • "Seperti elang menyongsong angin."
  • "Seperti emas yang baru diupam."
  • "Seperti embun di atas daun."
  • "Seperti embun di ujung rumput."
  • "Seperti gergaji bermata dua."
  • "Seperti gunting makan diujung."
  • "Seperti harimau menyembunyikan kuku."
  • "Seperti hujan balik kelangit."
  • "Seperti ikan dalam air."
  • "Seperti ikan dalam belanga."
  • "Seperti itik mendengarkan guntur."
  • "Seperti itik pulang petang."
  • "Seperti jamur dimusim hujan."
  • "Seperti janggut pulang ke dagu."
  • "Seperti jentayu rindukan hujan."
  • "Seperti katak dalam tempurung."
  • "Seperti katak hendak jadi lembu."
  • "Seperti kelapa sompong."
  • "Seperti kerbau dicucuk hidung."
  • "Seperti kucing lepas senja."
  • "Seperti kumbang dijolok."
  • "Seperti lalat mencari puru."
  • "Seperti lipas kudung."
  • "Seperti membakar lalang."
  • "Seperti menampalkan kersik ke buluh."
  • "Seperti menatang minyak penuh."
  • "Seperti mendapat durian runtuh."
  • "Seperti menggantang asap."
  • "Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan."
  • "Seperti menghasta kain sarung."
  • "Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak."
  • "Seperti meniup api diatas air."
  • "Seperti negeri dialahkan garuda."
  • "Seperti nyawa ayam."
  • "Seperti orang buta baru melek."
  • "Seperti orang buta kehilangan tongkat."
  • "Seperti orang darat jolong menurun."
  • "Seperti padi hampa, kepalanya mencongak."
  • "Seperti pinang dibelah dua."
  • "Seperti pinang pulang ke tampuknya."
  • "Seperti pipit menelan jagung."
  • "Seperti rusa masuk kampung."
  • "Seperti sayur dengan rumput."
  • "Seperti sayur tidak berbumbu."
  • "Seperti seludang menolak mayang."
  • "Seperti sirih pulang ke gagangnya."
  • "Seperti talam dua muka."
  • "Seperti telur di ujung tanduk."
  • "Seperti tidak berjejak di bumi."
  • "Seperti tikus jatuh ke beras."
  • "Seperti udang dipanggang."
  • "Seperti ular dicubit ekor."
  • "Seperti ular kena palu."
  • "Seperti unta menyerahkan diri."
  • "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga."
  • "Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena."
  • "Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua."
  • "Serigala berbulu domba."
  • "Seringgit dua kupang."
  • "Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak."
  • "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna."
  • "Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan."
  • "Sesat surit terlangkah kembali."
  • "Sesayat sebelanga juga."
  • "Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang."
  • "Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
  • "Setali tiga uang."
  • "Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua."
  • "Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
  • "Siang bermatahari, malam berbulan."
  • "Siang berpanas, malam berembun."
  • "Siapa berkotek, siapa bertelur."
  • "Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata."
  • "Siapa melompat, siapa patah."
  • "Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
  • "Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan."
  • "Siapa yang menabur angin, akan menuai badai."
  • "Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
  • "Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak."
  • "Sia-sia utang tumbuh."
  • "Sidingin tampal di kepala."
  • "Sigai sampai ke langit."
  • "Silap mata, pecah kepala."
  • "Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk."
  • "Sudah beruban baru bergaum."
  • "Sudah besar maka hendak melanda."
  • "Sudah biasa makan emping."
  • "Sudah busuk maka dipeda."
  • "Sudah buta baru celik."
  • "Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula."
  • "Sudah jadi abu arang."
  • "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
  • "Sudah ketengah makan api."
  • "Sudah makan baru bismillah."
  • "Sudah masuk kedalam mulut harimau."
  • "Sudah memakai adat."
  • "Sudah seayun bagai berbuai."
  • "Sudah tahu peria pahit."
  • "Sudah terantuk baru tengadah."
  • "Surga berada di telapak kaki ibu."
  • "Susu di dada tak dapat dielakkan."
Dicomot ti "https://su.wikiquote.org/w/index.php?title=Paribasa_Indonésia_S&oldid=6850"
Terakhir diubah pada 9 April 2015, pukul 05.59

Bahasa

    • Bahasa Indonesia
    Wikiquote
    • Wikimedia Foundation
    • Powered by MediaWiki
    • Kaca ieu panungtungan diédit 9 April 2015, jam 05.59.
    • Eusi nu nyangkaruk ditangtayungan ku CC BY-SA 4.0 iwal lamun disebutkeun béda.
    • Kawijakan privasi
    • Ngeunaan Wikiquote
    • Bantahan
    • Kode Etik
    • Pamekar
    • Statistik
    • Pernyataan réréméh
    • Katangtuan Pamakéan
    • Déstop